Pagi yang cerah. Aku jalan-jalan bersama seorang teman. Kami akan mengisi hari libur dengan bepergian tapi naik motor saja. Cuma hari minggu kami bisa santai menikmati liburan.
Namaku Rani dan temanku Dewi. Kami sudah seperti saudara karena Dewi teman karibku dari Sekolah Dasar sampai SMA sekarang ini. Tempat tinggal juga berdekatan di sebuah desa yang sama. Walaupun tinggal di desa tapi teman kami banyak di kota.
Sepanjang perjalanan kami asyik ngobrol kesana kemari. Sambil sesekali tertawa riang. Untung panasnya tak begitu terik, agak mendung sih tapi mendung bukan berarti mau hujan kan? Hehehe.
Di perempatan jalan, lampu merah menyala dan motor kuhentikan. Dewi melihat ada seseorang berteriak dari dalam sebuah mobil. Kurang jelas apa yang dia katakan.
''Rani, coba lihat siapa itu?'' kata Dewi memberitahu. ''Dimana?'' tanyaku. ''Itu, di dalam mobil Innova samping kita''. Lalu kulihat ada perempuan berada di kursi belakang, tangannya menggapai dan menepuk-nepuk kaca mobil bagian samping dekat kami. Kami tidak mengenali siapa yang membawanya. Dia terus berteriak tapi kurang jelas apa yang dikatakan. Mungkin saja dia mau minta tolong.
Begitu sadar siapa perempuan di mobil itu. ''Hei, dia kan Tina? Benar dia Tina.....!!'' pekikku. Tina adalah anak seorang saudagar kaya di desa (kampung) sebelah. Ayahnya punya hektaran tanah, sawah-sawah dan kebun buah-buahan yang hasilnya sangat menguntungkan. Selain itu ayahnya juga punya peternakan sapi dan toko-toko besar di kota yang disewakan.
Sesaat lampu hijau pun menyala dan mobil itu lebih dulu melaju. Kami berinisiatif akan membuntuti kemana mobil itu. Walaupun di sekolah kami bukan gengnya Tina, tapi kami tetap tidak mau bermusuhan dengannya. Di sekolah, Tina adalah anak yang suka pilih-pilih teman bergaul. Dia jarang mau berbaur dengan teman lain yang lebih rendah taraf ekonominya. Dia juga sering menghina dan menjelek-jelekkan kami, maklumlah kami berasal dari keluarga sederhana.
Mengingat kelakuannya, Dewi sebenarnya tidak mau membuntuti kemana mereka membawa Tina. Jika ada maunya saja Tina mau berteman dengan kami. Di belakang, dia selalu menjelek-jelekkan kami di hadapan teman-teman lain.
Namun, kukatakan kalau kita mau membalas perbuatan tercela seseorang itu, jangan dibalas dengan hal yang sama. Biarpun perbuatannya tidak baik, kita sebaiknya jangan membalas dengan perbuatan yang tidak baik juga. Jika kita membalas dengan perbuatan yang sama artinya kita sama dengan orang itu.
Selama kurang lebih dua jam perjalanan kami membuntuti mobil itu. Mobil lalu berbelok masuk sebuah jalan kecil yang agak berbatu, begitu banyak semak dan pepohonan di pinggir jalan. Kami pernah melewati daerah ini tapi cuma jalan besarnya saja. Sebelumnya tidak pernah masuk melewati jalan ini. Jalan kecil ini sepertinya jarang dilalui orang.
Sesekali aku berhenti dan memperlambat laju motor. Takut ketahuan kalau kami membuntuti mereka. Sekitar 3 km melewati jalan kecil akhirnya mobil berhenti di depan sebuah bangunan. Mereka membawa Tina masuk. Bangunan itu terlihat sudah tua, tidak ada satu pun bangunan lain di sebelahnya.
Kumatikan mesin motor dan kami mengintai dari semak-semak. Hati mulai takut juga sih, karena kami sadar kalau ini adalah sebuah masalah besar. Ini menyangkut kasus penculikan. Sempat terpikir akan pulang saja ke rumah, tapi kami mengurungkan niat karena rasa setia kawan yang tinggi.
Langkah demi langkah akhirnya kami tiba di depan bangunan tua itu. Bangunannya sungguh luas dan lapang. Dari balik kaca kami melihat Tina dikurung di dalam kamar. Sedangkan dua penculiknya ada di kamar sebelah karena terdengar suara mereka.
''Apa yang harus kita lakukan? Apa kita masuk sekarang?'' tanyaku. ''Iya, kita kan ga punya banyak waktu,'' jawab Dewi. Hati-hati kami masuk ke kamar itu. Tina melihat kami dan seakan mau berteriak. ''Sstttt..... Jangan berisik'' telunjukku di depan hidung.
Langsung saja kami membuka ikatan tangan dan kaki Tina. Setelah selesai maka kami bertiga mengendap-endap keluar dari bangunan itu. Kemudian kami naik ke motor. Sementara mesin motor kuhidupkan, ada teriakan dari penculik itu. ''Berhenti...!!!'' kata penculik.
Aku pun cepat-cepat melaju mengendarai motorku. Dewi dan Tina menoleh ke belakang, rupanya penculik itu mau masuk ke mobil mereka dan menyusul kami. Tiba di jalan besar aku tak mau kalah, kutancap gas sampai melaju dengan cepat sekali. Takut bercampur bahagia kurasakan. Takut kalau mereka berhasil menyusul kami dan bahagia karena telah berhasil menolong Tina. Sesekali mobil penculik terlihat tapi kemudian hilang lagi.
Akhirnya tibalah kami di desa, mobil penculik tidak kelihatan. Sesampainya di rumah Tina. Kami bersyukur karena Tina selamat. ''Terima kasih ya, kalian sudah menolongku. Aku menyesal jahat sama kalian.'' kata Tina sambil menangis. ''Iya, memang sudah sewajarnya kami menolong karena kita adalah teman.'' jawabku. Kami pun berpelukan.
SEKIAN
Penulis : Mey Rahmi Arisda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hiks...hiks...hiks... Aku terharu sob.
BalasHapusMengingatkan agar kita jangan sombong, jangan merendahkan orang lain, dan intinya kita selaku makhluk sosial agar tidak saling menghina, mengejek dll karena pada suatu waktu kita pasti membutuhkan mereka.
BalasHapusbagus ceritanya mey mey :)
BalasHapusbesok bikin lagi ya.. :)
Bagus ceritantanya, hadir saya mbak mey
BalasHapusAlhamdulilah akhirnya Tina SELAMAT, !
BalasHapusKeren ceritanya,,
BalasHapusPengalaman pribadi kch atau cerpen? Hhe
BalasHapus@nurfaizin,
BalasHapusiya, agak sedih juga sih karena perasaan seseorang yang tak dianggap sebagai teman, pada awalnya memang sulit tuk membalas dengan kebaikan.
@Okypedia,
BalasHapusiya Oky benar sekali itu, tak ada yang perlu disombongkan walau kita adalah orang kaya sekalipun.
Sebagai makhluk sosial kita pasti tak bisa hidup sendiri. Jadi sebaiknya kita harus bersikap lebih baik pada sesama.
@andiandi,
BalasHapusmakasih Andi. Insya Allah kapan-kapan aja nulis ceritanya lagi, soalnya kan mencari inspirasi dulu hehehe
@Anisuki,
BalasHapusmakasih mbak Ani, dan buat semuanya makasih juga atas komentar tentang cerita ini ya.
@Djoe gendeng,
BalasHapusiya, nanti dia ga akan sombong lagi. Dia juga akan berteman dengan Rani dan Dewi.
@Ferdianto arland,
BalasHapussip, makasih atas penilaiannya dan makasih atas kunjungan perdananya ya.
@Pulsa Transfer,
BalasHapusemm, ini kan cerpen yang Mey bikin sendiri. Cuman ini campuran antara imajinasi dan pengalaman dalam mimpi hehehe.
Semoga saya selalu bisa membalas perbuatan orang yang tidak baik dengan kebaikan :D
BalasHapusbagus banget nih cerita, tetap berkarya
BalasHapus@christiawan,
BalasHapusAamiin, iya benar semoga kita bisa membalas perbuatan orang lain yang tidak baik itu dengan suatu kebaikan. Karna sikap kita itu bisa membuat orang sadar dan menjadi lebih baik, hehehe
@Kemana Cintaku Pergi,
BalasHapusmakasih sob. Semoga saya bisa tetap belajar dan terus memperbaiki diri. Aamiin.
Terharu bacanya,,, sukses buat admin
BalasHapus@budy gilbert,
BalasHapusmakasih sob, semoga blog mu makin maju yaa.
Kisahnya Menyelamatkan dr penculikan ya?
BalasHapus@Ukhty Nur Maya,
BalasHapusiya benar, ini ceritanya tentang petualangan dalam menyelamatkan penculikan teman mereka.
wahh cerita nya keren,
BalasHapus@haenur,
BalasHapusmakasih atas komentarnya sob... Makasih juga atas kunjungan perdananya ya.
Sedih sekali cerinya :D
BalasHapus@GINANJAR,
BalasHapusoh ya, hehehe begitulah hidup ada senang dan juga ada sedih.
ceritanya menarik
BalasHapus@Ahmad Fahrudin,
BalasHapusmakasih sob. Semoga blog mu makin maju ya.
Membalas kejelakan dg kebaikan itu luar biasa
BalasHapusPerbuatan jahat tidah harus dibalas dengan kejahatan, bagus seritanya. Oh ya salam kenal...
BalasHapus@Ukhty Nur Maya,
BalasHapusiya, bener kak maya. Memang pada awalnya seakan ingin membalas dengan kejahatan juga. Tapi yaa kalo kita baik insya Allah orang lain bisa sadar.
@Zahrotul Muamanah,
BalasHapusiya makasih, kejahatan itu ga akan bertahan lama. Salam kenal juga.
ceritanya bagus gan..bsa dibikin cerita film petualangan
BalasHapus@FREEZONE,
BalasHapusiya, makasih gan. Wihh kalo dibikin film saya yang jadi tokoh utamanya ya, hihihi
Genk Cewek2, tapi jago menyelamatkan. si Rani keren deh, dewi nya juga
BalasHapus@Rianda Prayoga,
BalasHapusiya, dalam keadaan terjepit harus berani bertindak yang terbaik.
Siip lah ceritanya...
BalasHapus@Putra Artmedia,
BalasHapussip, makasih gan.